19 oktober 2014, tepat dimana pertama kali kita kenalan melalui BBM
AL****
Hey you
Dan dengan expresi aneh aku membacanya, lalu aku membalasnya.
*AY***
Iyaaa
Dari sejak itu kita jadi sering komunikasian lewat BBM dan berjalan dengan baik.
Hey you
Dan dengan expresi aneh aku membacanya, lalu aku membalasnya.
*AY***
Iyaaa
Dari sejak itu kita jadi sering komunikasian lewat BBM dan berjalan dengan baik.
Sebelum bertemu, kau sering mengirim pesan BBM terlebih dahulu. Kau selalu mencariku saat aku tak memberikanmu kabar. Aku selalu
membalas chatmu dengan singkat, berbicara apa adanya layaknya cewek tengil yang
tak pernah malu untuk menjadi dirinya sendiri karena aku pikir aku tak punya perasaan
apa-apa terhadapmu.
Diam-diam kau mencari tahu akun sosmed “path-ku” dan
melihat semua momen yang ada di path-ku. Setelah itu, kau mengatakan sesuatu
yang buatku cukup terpaku “aku tak setampan laki-laki itu”
Selama kita berkomunikasi kau selalu tak ingin aku
mengetahui semua hal tentangmu, kau selalu berkata bahwa dirimu parah, jahat,
dan tidak baik. Aku tak mengerti apa maksud semua perkataanmu itu.
Saat itu aku berpikir bahwa kau lelaki misterius
yang selalu tampil rapih didepanku... Misterius? Ya...Aku tak pernah bisa menebak apa yang ada
dalam fikiranmu...Selalu...Awal mengenalmu...Sebenarmya kau orang yang sangat
menyenangkan. “Kau mampu membuatku tertawa bahagia”
Tanggal 24 oktober kau mengajakku bertemu, kau
jemput aku tepat didepan kosanku. Kita
sempat kebingungan memilih tempat untuk
mengobrol, akhirnya kau memutuskan kita makan di KFC. Sejujurnya aku
masih kaget dan mencoba mengatur perasaanku selama denganmu... Sesekali aku
mencuri pandang padamu, tersenyum melihatmu,dan sesegera mungkin mengalihkan
pandanganku ketika kau menangkap mataku... Sungguh tak karuan, senyummu yang
begitu mahal, aku menyukainya...
Tanggal 25 Oktober untuk kedua kalinya kita bertemu, aku iseng-iseng mengajakmu
main kesuatu tempat yang belum pernah aku kunjungi. Padahal aku tahu hari itu
kau baru saja pulang kerja dan kau terlihat sangat lelah. Namun, kau tetap
menuruti permintaanku ini. Tiba disana kita menikmati pemandangan yang ada, lampu
yang berkelap kelip dari kejauhan sana dan udara yang sejuk sungguh indah saat
itu. Rasanya ingin berada lama di sampingmu.
Tanggal 29 Oktober untuk yang ketiga kalinya kita bertemu.
Sebelumnya kau mengirim pesan bbm kepadaku yang isinya “nanti malem jangan
tidur dulu ya?” aku bertanya-tanya padanya “ada apa dengan nanti malem?”. Dia
menjawab “pengen ketemu, bentar aja. Kangen”. Lalu akupun meng-iyakannya. Tepat
jam 00.00 wib dia mengabariku bahwa dia sudah ada didepan kosanku. Akupun
langsung menemuinya. Kuliat dia membawakanku sekotak pizza, kita
berbincang-bincang. Dia pamit pulang, tiba-tiba dia mengecup keningku.
Sikapmu yang kadang amat dingin dan kadang terasa
hangat. Tapi, dalam keadaan apapun kau selalu membuatku salah tingkah, bingung,
membuat pipiku sakit karena terlalu banyak tertawa bersamamu, membuatku
gemetaran, dan jantungku berdetak lebih cepat. Sejak awal kita bertemu, bahkan dari awal kita berkenalan... Berlebihan
memang, tapi itulah yang kurasakan... Mungkin aku mulai menyukaimu?
Beberapa hari kemudian, kau mulai berubah. Kau
kemana? Jarang sekali menghubungiku...Aku menunggumu, dasar menyebalkan...Apa
kau tidak peduli lagi padaku? Kau terlihat seperti angin dengan arah yang
berubah-ubah. Aku tak menyukai itu, yang jelas aku merindukan saat kau menjadi
udara di sekitarku, udara yang kubutuhkan untuk tetap hidup.
Kita mulai dekat, aku yang awalnya biasa saja.
Setelah bertemu denganmu aku mulai memperhatikanmu lebih layaknya orang yang
mempunyai hubungan. Tapi sayang, kau menanggapi hal itu biasa saja. Aku terlalu
banyak berharap padamu.
Kau tau... gerogi-ku berjalan setiap sebelum dan
setelah aku bertemu denganmu... Bahkan saat itu, aku takut kau mendengar degup
jantungku yang begitu cepat dan keras, aku takut kau merasakan tanganku yang
dingin dan bergetar saat kau memegang tanganku, dan aku takut kau menyadari
betapa memerahnya wajahku karena tak bisa lama menatapmu..
Aku menginginkan hubungan ini berjalan baik-baik
saja tak ingin kau berubah, biarlah sekarang ku sembunyikan perasaanku, dan
mengalahkan egoku. Maafkan aku, perasaanku, dan caraku yang mungkin melukai
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar