Maaf sebelumnya, aku ngga tau harus mulai dari mana...
Tapi sebaiknya aku sampein ke kamu.
Maaf kalau ini menyakiti kamu...
Aku rasa kita lebih nyaman menjadi sahabat.
Bukan aku ngga suka atau ngga sayang sama kamu. Tapi aku rasa aku ngga bisa ngejalanin ini lebih...
Aku dan kamu itu sangat beda, dan perbedaan itu ngga bisa kita satuin. Kalau ada yang bilang nyatuin 2 kepala menjadi 1 itu susah, aku rasa iya.
Aku bukan tidak menerima sikap atau sifat kamu yang seperti itu, bukan tidak bisa menerima kamu apa adanya.
Aku mohon jangan pernah berubah ya dan, tetap jadi diri kamu yang apa adanya. Dengan kenyamanan kamu sendiri. Jangan pernah berubah demi siapapun kalau itu tidak membuat kamu nyaman.
Kamu itu keras, cuek. Kamu tidak pernah bisa menerima pendapat aku, dan terkadang kamu suka berfikir pendek dan akhirnya sering menyumpulkan segala sesuatu dengan sendiri.
Dan... perempuan itu perasaannya halus...
Dia suka di sayang dan di manja...
Kamu harus belajar lebih peka lagi dengan perasaan perempuan. Kalau dia marah di bujuk yah... Jadilah orang yang periang dan menyenangkan. Jangan lupa tersenyum dan, belajar senyum yah...
Buat perempuan yang dekat dengan kamu nyaman, tertawa dan bahagia.
Aku ngga sebaik yang kamu kira.
Aku ngga pantas ngedapetin kamu, mungkin nanti akan ada wanita beruntung yang bisa mendampingi laki-laki soleh seperti kamu.
Aku bersyukur sama Allah karna dia yang mempertemukan kita lagi setelah 10 tahun berlalu. Semoga hubungan silaturahmi kita tetap baik.
Teruslah jadi orang yang baik, jangan pernah bosan. Ingat, tidak ada sesuatu yang sia-sia.
Aku ngga mau hubungan ini berlajut, demi kita berdua. Demi kebaikan kita dan...
Aku tau kamu pasti tidak nyaman dengan sikap atau perlakuan apa pun yang aku lakukan. Begitu pun dengan aku, aku tidak nyaman. Jadi lebih baik kita berhenti saling menyakiti.
Semuanya sudah aku pertimbangkan dan aku sudah pikirkan matang.
Tentang komitmen kamu di masa datang, nanti ingin mempunyai seorang istri yang hanya mengurus kamu dan anak-anak. Saat ini aku belum mampu menuruti semua inginmu itu meski aku tau memang sepantasnya seorang wanita lebih baik di rumah mengurusi rumah tangganya.
Apa kamu tau? Ada hal yang membuat aku berat untuk menuruti keinginan kamu. Keluarga aku hanya orang biasa aku sayang banget sama keluargaku. Aku anak tunggal hanya satu-satunya pengharapan orang tuaku jadi aku berat dengan hal itu. Mamaku juga pernah berpesan kalau misalkan aku berumah tangga nanti aku ngga boleh nyari yang jauh. Apa lagi rencana kamu juga tinggal di Batam kan ? . Maaf aku ngga bisa. Memang benar apa yang kamu sampein ke aku Allah maha liat, dan yang memberikan rezky juga Allah. Dan kalau sudah menikah wanita juga harus tunduk dan patuh pada suami, aku ngerti... tapi ya itu lah alasan aku dan menjadi pertimbangan ku yang sangat berat.
Aku ngga tau wanita seperti apa yang kamu mau... Tapi aku butuh orang yang aktif ngajak aku untuk berkomunikasi setiap harinya. Punya rasa perduli dan tanggung jawab. Karna aku tidak mencari pacar, aku mau ngejalanin suatu hubungan dengan serius. Maka banyak pertimbangannya. Karna nanti aku bakal hidup sampe tua sama seseorang itu yang bakal nemenin dan ngajakin aku ngobrol setiap harinya. Dia yang sayang aku banget, takut kehilangan aku, dia yang selalu bikin senyum, bisa terima aku apa adanya, dia yang tidak akan pernah bosan, inshaallah yang akan berusaha selalu ngebahagiain aku.
Aku nyamperin kamu ke bandung ngga pernah menyesal. Justru aku jadi lebih tau... Oh ya, lain kali kamu harus punya rasa tanggung jawab. Hargain orang yg udah berkorban demi kamu. Belum tentu ada orang yang mau melakukan hal yang sama kaya gitu ke kamu.
Aku sampe bingung kenapa kamu bersikap seperti ini sama aku. Sampai aku pulangpun kamu ngga nemuin aku. Padahal kamu tau sendiri yang aku tuju itu kamu. Aku udah berusaha semaksimal mungkin menuruti keinginan kamu untuk nemuin kamu ke Bandung. Tapi apa yang aku dapat? Sudahlah, tak apa... lain kali jangan perlakukan orang lain sesuka hati kamu. Jangan pernah menganggap diri kamu paling benar, karna sesunggunya orang yang merasa dirinya paling benar adalah orang yang paling buruk. Dan keputusan aku tidak menerima kamu sebagai pasangan aku sangat beralasan. Nyatanya apa yang kamu omongin semua itu adalah bohong. Dan kamu tidak ada bedanya dengan orang-orang yang pernah aku ceritain ke kamu.
Terimakasih karna aku jadi tau kalau kamu itu bukanlah sosok laki-laki yang baik. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil selama dekat dengan kamu.
Maaf omongan aku lancang seperti ini, tapi memang ini faktanya yang harus kamu tau. Supaya kamu bisa berubah dan mau menerima. Terimakasih untuk semuanya dan...
Semoga kita bisa sama sama iklhas untuk melepaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar